Minggu, 19 Februari 2023

Fosil Coelacanth Mawsoniid dari Thailand

Asia Tenggara merupakan salah satu daerah yang jarang ditemukan fosil Coelacanth. Penemuan fosil Coelacanth pertama di Asia Tenggara sendiri sejauh ini hanya ditemukan di Indonesia pada tahun 2015-2016, tepatnya di Nusa Tenggara Timur (Yabumoto & Brito 2016).

Spesies coelacanth yang pernah ditemukan di Indonesia merupakan genus Whiteia, dan diklasifikasikan sebagai spesies Whiteia oishii.

Beberapa peneliti baru-baru ini melaporkan penemuan fosil Coelacanth lain di Thailand (Cavin et al. 2023). Fosil ini secara morfologis dianggap mirip dengan genus Mawsonia atau Axelrodichthy yang merupakan jenis Coelacanth Mawsoniid.


Gambar 1. Ilustrasi coelacanth Mawsonia

Bagian yang ditemukan

Spesimen tunggal yang ditemukan, terdiri dari angular yang terkait dengan tulang atap tengkorak.

Gambar 2. Foto (a-d) dan gambar interpretasi (a′-d′) dari sudut kiri mawsoniid tak tentu, lokasi Kham Phok, Kapur basal. Tampilan dorsal (a, a′), lateral (b, b′), internal (c, c′), ventral (d, d′).

Sayang, keterbatasan data fosil spesimen ini membuat kesimpulan terhadap genus mana spesimen ini harus diklasifikasikan menjadi ambigu.

Lokasi Penemuan

Fosil ini ditemukan pada tahun 2005 di situs daerah Kham Phok, distrik Khamcha-i, provinsi Mukdahan, Thailand. Situs ini berada di formasi Phu Kradung.

Gambar 3. Lokasi penemuan fosil Coelacanth di situs Kham Phok

Situs Kham Phok ini sendiri sudah beberapa kali menjadi tempat ditemukan fosil purba, diantaranya:

  1. Studi tahun 2014 melaporkan penemuan empat fosil Hiu Hybodont (Cuny et al. 2014)
  2. Pada tahun 2014 juga ada laporan penemuan satu spesimen remaja yang merujuk pada ikan sirip pari ginglymodian, spesies Thaiichthys buddhabutrensis (Deesri et al. 2014)
  3. Juga pada tahun 2014, ada laporan penemuan fosil buaya muara pholidosaurid Chalawan thailandicus (Martin et al. 2014)
  4. Pada tahun 2009, ada laporan penemuan fosil kura-kura kriptodiran raksasa, Basilochelys macrobios (Tong et al. 2009)
  5. Dan pada 2007, ada laporan penemuan fosil dinosaurus Sinraptorid (Buffetaut & Suteethorn 2007).

Implikasi Evolusioner

Dalam skala global dan dalam skala puluhan juta tahun, kejadian baru ini mengaburkan model palaeobiogeografis yang sebelumnya diusulkan untuk klade ini. Hal ini mempertanyakan peristiwa vikarius dan penyebaran yang sebelumnya diusulkan untuk menjelaskan distribusi yang diamati.

Pengakuan bahwa coelacanth membentuk klade yang berevolusi secara perlahan, khususnya clade mawsoniid, dapat menjelaskan keterputusan antara pola filogenetik dan kerangka paleobiogeografis, sedangkan hubungan seperti itu biasanya diharapkan dalam studi biogeografis. Salah satu cara untuk menguji skenario ini adalah (1) mencoba membangun filogeni yang lebih kuat berdasarkan studi ulang materi yang telah diketahui dan mudah-mudahan materi baru dan (2) menguraikan dengan lebih baik sejarah evolusi Kenozoikum dari coelacanth yang masih ada, Latimeria, yang menunjukkan perpecahan spesies antara 30 dan 40 juta tahun yang lalu yang terkait dengan hampir tidak ada diferensiasi morfologi dan oleh karena itu merupakan model yang baik untuk lebih memahami kasus mawsoniid Kapur.

Penemuan ini merupakan konfirmasi lebih lanjut dari evolusi morfologi yang sangat lambat dalam garis keturunan ini, yang dapat menjelaskan mengapa sejarah evolusi mereka tampaknya terputus, setidaknya sebagian, dari distribusi geografis mereka dari waktu ke waktu.

Daftar Pustaka:

  • Cavin L, Tong H, Buffetaut E, Wongko K, Suteethorn V, Deesri U. (2023). The First Fossil Coelacanth from Thailand. Diversity, 5(2): 286.
  • Yabumoto Y, & Brito PM. (2016). A New Triassic Coelacanth, Whiteia oishii (Sarcopterygii, Actinistia) from West Timor, Indonesia. Paleontological Research, 20(3): 233-246.
  • Cuny G, Liard R, Deesri U, Liard T, Khamha S, Suteethorn V. (2014). Shark faunas from the Late Jurassic—Early Cretaceous of northeastern Thailand. Paläontologische Zeitschrift, 88: 309-28.
  • Deesri U, Suteethorn V, Liard R, Cavin L. (2014). First discovery of a juvenile Thaiichthys (Actinopterygii: Holostei) from the Late Jurassic-Early Cretaceous of Thailand. Journal of Science and Technology, Mahasarakham University33: 357–364.
  • Martin JE, Lauprasert K, Buffetaut E, Liard R, Suteethorn V. (2014). A large pholidosaurid in the Phu Kradung Formation of north‐eastern Thailand. Palaeontology, 57(4): 757-69.
  • Tong H, Claude J, Naksri W, Suteethorn V, Buffetaut E, Khansubha S, Wongko K, Yuangdetkla P. (2009). Basilochelys macrobios n. gen. and n. sp., a large cryptodiran turtle from the Phu Kradung Formation (latest Jurassic-earliest Cretaceous) of the Khorat Plateau, NE Thailand. Geological Society, London, Special Publications, 315(1): 153-73.
  • Buffetaut E, Suteethorn V. (2007). A sinraptorid theropod (Dinosauria: Saurischia) from the Phu Kradung Formation of northeastern Thailand. Bulletin de la Société géologique de France, 178(6): 497-502.